Senat Akademi Universitas Terbuka

senat@ecampus.ut.ac.id

LAPORAN MENGHADIRI SIDANG PLENO MAJELIS SENAT AKADEMIK PTN BH DI UNIVERSITAS SYAH KUALA BANDA ACEH TANGGAL 25 SAMPAI 27 AGUSTUS 2023

LATAR BELAKANG

 

Dengan dikeluarkannya PP Nomor 39 Tahun 2022 Universitas Terbuka (UT) ditetapkan sebagai perguruan tinggi negeri badan hukum yang mengelola bidang akademik dan nonakademik secara otonom. Salah satu organ yang menjalankan fungsi penetapan kebijakan, pemberian pertimbangan, dan pengawasan di bidang akademik adalah Senat Akademik Universitas.

Ada 21 Senat Akademik PTN-BH yang sudah terbentuk yaitu  Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, IPB, Institut Teknologi Bandung, Universitas Sumatra Utara,  Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang, Universitas Terbuka, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Syiah Kuala dan UT termasuk di dalamnya.

Untuk  komunikasi dan koordinasi Senat Akademik 21 PTN-BH terbentuk sebuah  organisasi yang bernama Majelis Senat Akademik PTN-BH. Dalam rangka meningkatkan kualitas akademik dan rekognisi internasional, salah satu kegiatan yang dilakukan bersama Senat Akademik 21 PTN-BH adalah menghadiri Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik (MSA) PTN-BH dengan Tema “Memperkuat Pendidikan Tinggi yang Berkarakter di Era Masyarakat Informasi 4.0”.

Berdasarkan Surat Tugas Nomor Nomor: B/290/UN31.SRUH/RT.01.00/2023, UT mengirimkan 7 anggota Senat Akademik Universitas yang terdiri dari Ketua SAU, Sekretaris SAU, 1 Ketua Komisi,1 Sekretaris Komisi dan 3 anggota Komisi.

Pendidikan tinggi dunia terdisrupsi oleh perkembangan teknologi yang gigantis. Transformasi digital ditandai oleh perkembangan Artificial Intelligent (AI), Internet of Things (IOT), Robotics, Blockchain, dan Big Data yang sangat cepat dan dinamis. Perkembangan dan pertumbuhan teknologi informasi telah menandai lahirnya Masyarakat 4.0 atau disebut sebagai masyarakat informasi. Masyarakat informasi ditandai oleh serangkaian ciri dimana informasi bergerak sangat cepat dan sekaligus menjadi bagian paling esensial dalam perkembangan masyarakat.

Dunia perguruan tinggi perlu merespon secara cepat dan tepat perkembangan di luar dirinya tersebut. Secara strategis dan cerdas Perguruan Tinggi diharapkan bersiap dan memiliki solusi atas permasalahan dampak yang dikhawatirkan oleh banyak pihak merugikan dunia perguruan tinggi. Penegakan pendidikan berkarakter terus digaungkan seiring dengan banyaknya kasus pelanggaran etis ataupun akademik akibat pemanfaatan artificial intelligence yang semakin mendominasi.

Masyarakat informasi Indonesia ditandai oleh karakter masyarakat yang sangat beragam tingkat literasi teknologinya. Infostate development level Indonesia saat ini berada pada level moderate artinya harus mengalami secara bersama-sama karakter masyarakat berburu dan meramu, agraris, hingga ciri masyarakat industri dan masyarakat informasi. Kondisi ini tak jauh berbeda dengan Vietnam dan Philipina. Artinya masyarakat Indonesia memiliki karakter keragaman yang sangat tinggi yaitu memiliki suasana yang sangat khas saat memasuki masyarakat informasi 4.0, dengan suasana yang pada saat yang sama masih diwarnai kondisi masyarakat berburu meramu (1.0); masyarakat agraris (2.0); dan masyarakat industri (3.0) secara bersamaan. Karakter ini disinyalir sebagai penyebab tingginya kebutuhan untuk penguatan literasi digital yang sangat dibutuhkan untuk mengimbanginya. 

Dalam pelaksanaan praktek perguruan tinggi, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat mewarnai penyelenggaraan pendidikan tinggi diantaranya pada aspek pembelajaran, aspek manajemen perguruan tinggi hingga bagaimana budaya organisasi yang dapat mendukung optimalisasi teknologi komunikasi dalam segala bisnis proses yang melingkupinya. Secara lebih detil sebagai berikut:

  1. E-learning

Menghadapi revolusi industri 4.0 dan perkembangan pembelajaran pada abad ke-21, kebutuhan akan suatu konsep dengan mekanisme pembelajaran/belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning adalah bukti dari proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi dan sistemnya. E-learning dapat memberikan proses belajar mengajar yang lebih interaktif, informasi-informasi yang disampaikan juga dapat disajikan secara up-to-date dan real-time. Begitu pula dengan bentuk komunikasinya, meskipun tidak dapat secara langsung tatap muka tetapi forum diskusi dapat dilakukan secara online sehingga pembelajaran tidak terbatas oleh waktu dan tempat

  1. Manajemen dan koordinasi dunia perguruan tinggi dicirikan oleh pengembangan platform yang mengintegrasikan data secara terpusat dan melayani fungsi integrasi, bridging, analytic, dan visualisasi data untuk pengambilan keputusan. Universitas yang memiliki fakultas-fakultas yang berkembang dan bertumbuh secara cepat dapat mengintegrasikan dengan mudah berbagai dinamika yang ada di antaranya adalah Data Integration: Sistem yang terintegrasi mengintegrasikan berbagai data dari berbagai sumber dan menyimpannya secara terpusat dalam format standar di sebuauh database. Data Bridging: Data terintegrasi memungkinkan kemudahan permintaan data antar sistem dalam universitas sehingga keakuratan data pada setiap sistem terjamin dan terbentuk keterhubungan data antar unit. Data Analytics: sistem yang terintegrasi memfasilitasi proses analisis data sebagai dasar awal dalam menyusun DSS (Decision Support System) untuk memahami lebih dalam mengenai kondisi universitas secara cepat. Data Visualization (Control Room): keberadaan ruangan pusat visualisasi data yang telah melalui tahap data integration & data bridging dan berfungsi membantu pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan cepat.

 

Dalam lingkungan teknologi yang masif, dunia pendidikan tinggi juga diberikan banyak kemudahan dalam banyak aspek. Berbagai kemudahan dan fasilitasi teknologi telah dirasakan oleh dunia Pendidikan. Banyak program yang secara nyata telah mengejutkan banyak pihak dengan kekuatan dan fasilitasi yang dimilikinya. Sebut saja Chat GPT, Chat Bot, Quilbot, dan 3 banyak lagi software yang sangat memfasilitasi kebutuhan pendidikan tinggi. Artificial Intelligence (AI) telah menunjukkan potensi besar dalam bidang pendidikan. Penerapan AI dalam pendidikan dapat membantu guru untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan membantu siswa untuk belajar dengan lebih efektif dan efisien. AI dapat digunakan untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar mahasiswa, memberikan bimbingan belajar yang ter-personalisasi, melakukan penilaian otomatis, membuat game-based learning, menganalisis data, dan menunjang pembelajaran jarak jauh.

Namun, perkembangan AI juga banyak didiskusikan membawa banyak dampak negatif, seperti kehilangan pekerjaan, kurangnya interaksi sosial, kurangnya keterampilan sosial, dependensi terhadap teknologi, masalah privasi dan keamanan data, dan masalah etika dan sosial. Oleh karena itu, perkembangan AI harus dilakukan dengan bijak dan waspada agar dapat menghasilkan manfaat yang maksimal bagi kemajuan teknologi dan kemajuan pendidikan.

Tantangan yang ingin dijawab dalam lingkungan teknologi dan sekaligus yang adalah sebuah harapan untuk humanizing technology – memanusiakan teknologi. Terkait upaya ini Jepang menawarkan konsep society 5.0 sebuah masyarakat modern yang menempatkan manusia sebagai pusat dari perkembangan teknologi yang luar biasa. Demikianlah, dalam konteks situasi terbaru inilah sangat penting untuk mendorong pengembangan kebijakan-kebijakan dunia pendidikan yang dapat menjawab berbagai permasalahan tersebut. Khususnya untuk mendorong lahirnya pendidikan tinggi yang berkarakter di tengah era masyarakat informasi yang dikhawatirkan dapat mengganggu esensi pendidikan. Demikian pula dunia pendidikan adalah domain yang paling tepat untuk dapat melatih ketrampilan sosial dan menumbuhkan kepekaan sosial yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sosial. Isolasi akibat ketergantungan pada teknologi diharapkan dapat diatasi dengan pengembangan program pendidikan tinggi yang tepat sehingga kehadiran teknologi ini tidak justru melahirkan permasalahan-permasalahan namun justru membuat kualitas pendidikan tinggi semakin berkualitas.

Beberapa pertanyaan yang mengemuka adalah: Apa saja isu yang paling akhir dan harus dicermati dari masyarakat digital 4.0 Indonesia?. Bagaimana dunia perguruan tinggi Indonesia seharusnya merespon perkembangan paling akhir dari lingkungan masyarakat digital yang transformative tersebut? Kebijakan-kebijakan apa yang perlu disiapkan dan dirumuskan sehingga dunia perguruan tinggi tidak ketinggalan dalam dinamika tersebut? Kebijakan-kebijakan apa yang harus segera disiapkan untuk khususnya untuk menjamin pendidikan berkarakter tetap terselenggara dalam dinamika teknologi yang tak terbendung ini?.

 

TUJUAN

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut.

  1. Membangun diskusi serta sumbang saran terkait dengan tema Memperkuat Pendidikan Tinggi yang Berkarakter di Era Masyarakat Informasi 4.0
  2. Bertukar gagasan mengenai praktik baik dalam penegakan nilai-nilai pendidikan tinggi yang berkarakter di era masyarakat informasi 4.0

 

PEMBICARA

  1. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi : Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.
  2. Rektor Universitas Syah Kuala: Prof. Dr. Ir. Marwan, IPU, Rektor Universitas Syiah Kuala.
  3. Dr.-Ing. H. Ilham Akbar Habibie, Dipl. Ing., M.B.A

 

Peserta

Peserta dari kegiatan ini adalah perwakilan 21 PTN-BH se-Indonesia, masing-masing PTN-BH diwakili oleh:

  1. Ketua Senat Akademik;
  2. Sekretaris Senat Akademik;
  3. Ketua atau Sekretaris Komisi atau anggota Komisi di Senat Akademik masing-masing PTN-BH.

Jumlah delegasi masing-masing PTN-BH paling banyak 7 (tujuh) orang.

 

KEGIATAN

Dilaksanakan di Gedung Academic Activitiy Centre (AAC) Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala Jl, T. Nyak Arief, Kampus Darussalam, Banda Aceh.

Materi yang disajikan dalam Rapat Paripurna MSA PTN-BH adalah:

1.Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia berkarakter di era masyarakat Informasi 4.0  oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.

2.Best Practices USK: Upaya USK dalam menguatkan pendidikan berkarakter di era masyarakat Informasi 4.0 disajikan oleh Rektor Universitas Syiah Kuala(USK) Prof. Dr. Ir. Marwan.

3.Posisi Indonesia dalam Penyiapan SDM berbasis Teknologi yang berkarakter disajikan oleh Dr.-Ing. H. Ilham Akbar Habibie, Dipl. Ing., M.B.A.

Pada sesi selanjutnya dilaksanakan Rapat Komisi MSA PTN-BH yang dibagi dibagi dalam

  1. Rapat Pimpinan SAU PTN-BH

Komitmen MSA PTN-BH saat ini adalah: Indonesia Matters: PTN-BH Indonesia Mewarnai Pendidikan Global.  Melakukan pengenalan MSA PTN-BH dan upaya mendapatkan masukan untuk penguatan PTN-BH dalam membangun Reputasi Negara Berskala Global, audiensi MSA PTN-BH dengan Menteri Sekretaris Negara.

Ekosistem yang baik dalam pencapaian visi besar PT Indonesia yang semakin bereputasi yaitu:

  • Good support from Stakeholders;
  • Creative and secure funding;
  • Penguatan Global Partnership;
  • Penguatan implementasi standar internasionalisasi;
  • Indonesia sebagai sumber: Attractive talent:
  • Standar IPT akreditasi unggul dan berdaya saing global.
  1. Komisi

Komisi – 1: Akademik dan Sarana

  1. Kebijakan bidang akademik untuk mendukung pendidikan berkarakter
  2. Kebijakan bidang tata kelola TI untuk mendukung pendidikan berkarakter. Diskusi Komisi 1 adalah:

Tujuan Pendidikan Berkarakter di era digital:

  1. Membangun moral dan etika yang kuat
  2. Mengembangkan keterampilan sosial dan professional
  3. Menghindari perilaku negative
  4. Membentuk pemikiran kritis
  5. Meningkatkan kualitas hubungan sosial

Dasar pembentukan karakter:

  1. MKWK ( Agama, Bahasa Indonesia, Pancasila, Kewarganegaraan)
  2. Etika profesionalisme
  3. Kewirausahaan

Pengembangan Karakter perlu dilakukan secara Ssmultan melalui:

  1. Kegiatan kurikuler;
  2. Kegiatan ilmiah ;
  3. Kompetisi dan perlombaan ;
  4. Organisasi;
  5. Kegiatan sosial Pelatihan .

 

Kesimpulan Diskusi Komisi 1 adalah:

  1. Pendidikan karakter meningkatkan kualitas pendidikan di eradigital.
  2. Meningkatkan kualitas hidup.
  3. Meningkatkan pengalaman proses belajar.
  4. Membentuk WNI yang baik.
  5. Meningkatkan toleransi dan kesetaraan.
  6. Memanusiakan teknologi (secara masif berdasarkan etika dan moral).
  7. Pemerintah bertanggung jawab untuk pengelolaan konten dalam TI.

 

Disajikan oleh Prof. Dr. drg. ReginaTiti Christinawati Tandelilin, M.Sc

 

Komisi – 2: Riset, Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi

  1. Isu kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dalam penguatan karakter bidang riset dan pengabdianmasyarakat.
  2. Dinamika riset dan pengabdian masyarakat yang inovatif di era masyarakat informasi 4.0

Terkait isu poin 1 adalah:

Kebijakan terkait kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dalam penguatan karakter bidang riset dan pengabdian masyarakat.

  • Etika Penelitian (Publikasi, Sitasi, Plagiasi, Fabrikasi, Falsifikasi) dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan adanya kemajuan IT baik secara nasional maupun internasional : SWOT terhadap program Chat GPT; Artificial Intelegent (AI); Cloud Computing, Internet of Things (IoT), Big Data Analytics, dan Data Science
  • Sistem Mutu (quality assurance) Penelitian (Publikasi, Sitasi) dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan adanya kemajuan IT baik secara nasional maupun internasional : SWOT terhadap program Chat GPT; Artificial Intelegent (AI); Cloud Computing, Internet of Things (IoT), Big Data Analytics, dan Data Scienc
  • Sistem output impact Penelitian (Publikasi, Sitasi) dan pengabdian kepada masyarakat dengan adanya kemajuan IT baik secara nasional maupun internasional : SWOT terhadap program Chat GPT; Artificial Intelegent (AI); Cloud Computing, Internet of Things (IoT), Big Data Analytics, dan Data Science
  • Sistem kolaborasi dan jejaring (networking) Penelitian (Publikasi, Sitasi) dan Pengabdian kepada Masyarakat dengan adanya kemajuan IT baik secara nasional maupun internasional terkait kegiatan lintas keilmuan internal Perguruan Tinggi maupun eksternal lintas Perguruan Tinggi : SWOT terhadap program Chat GPT; Artificial Intelegent (AI); Cloud Computing, Internet of Things (IoT), Big Data Analytics, dan Data Science.

 

Terkait Isu Poin 2:

Kebijakan terkait dinamika riset dan pengabdian masyarakat yang inovatif pada era masyarakat informasi 4.0

  • Moderasi, mediasi, negosiasi, adopsi, akomodasi, optimasi dan inovasi teknologi baru secara global namun tetap menjaga resiliensi nilai-nilai lokal (local genius/ kecerdasan lokal dan local wisdom/ kearifan lokal).
  • Mencermati sikap egosentris (asosial, alieniasi) dampak disrupsi VUCA pada era digitalisasi secara global terkait perubahan lifestyle masyarakat yang berpengaruh pada perilaku Masyarakat
  • Mencermati peran manusia dalam masyarakat global yang mulai digantikan oleh mesin dan teknologi baru terbarukan terkait efisiensi perlu dukungan pemikiran out of the box di bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Note: pada 2030, 38% pekerjaan di AS, 30% di Inggris, 35% di Jerman, dan 21% di Jepang akan digantikan oleh robot/otomasi (Sumber: Price water house Coopers, 2017).

  • Bonus demografi di Indonesia memberikan peluang pada kegiatan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat untuk diposisikan sebagai aktor dan atau objek Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat pada era digitalisasi.
  • Dalam Society 5.0, penggunaan system cyberspace dan ruang fisik yang terintegrasi memerlukan penguasaan bigdata dan AI oleh masyarakat untuk 5.merespon era Smart Factories, Industrial Internet of Things, Smart Industry, atau Advanced Manufacturing

Disajikan oleh Prof. Ir. Tarcicius Yoyok Wahyu Subroto,M.Eng., Ph.D.,IPU. Dr.Eng.

 

Komisi – 3: Sumber Daya Manusia dan Kerjasama

  1. Kebijakan SDM Perguruan Tinggi berkarakter dan inovatif di era masyarakat informasi 4.0.
  2. Kebijakan kerjasama yang berkontribusi dalam penguatan karakter pendidikan tinggi .

Pengembangan Karakter dan Inovatif serta kolaborasi meliputi:

Inovasi Sistem Pendidikan:

  1. Literasi Digital
  2. Hybrid curriculum
  3. Roadmap “Sistem Pendidikan” yang adaptif
  4. Long life learning spirit for all human resources at University (Faculty members, Administrative staff, and students)
  5. Pengembangan bidang ilmu yang mengacu pada filosofi keilmuan

 

Human Resources innovation

  1. Sociopreneurship program dan Character Building
  2. Memperkuat jiwa inovasi dan kewirausahaan bagai mahasiswa
  3. Integrasi sistem pelaksanaan MBKM
  4. Membangun budaya smart (full competence) + Intelligence (Collaboration)

 

Kebijakan kolaborasi

  1. Kerjasama yang dibangun harus berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling mendukung untuk kemajuan bersama
  2. Kerjasama menjunjung tinggi prinsip kolaborasi dan tidak bersifat eksploratif
  3. Menghormati kekuatan dan kelemahan masing-masing pihak.

Disajikan oleh Prof. Dr. Eng. Deendarlianto, S.T., M.Eng.

 

 

 

PESERTA DARI SAU UNIVERSITAS TERBUKA

  1. Prof. Dr. Chanif Nurcholis, M.Si. (Ketua SAU)
  2. Purwaningdyah Murti Wahyuni, S.H., M.Hum ( Sekretaris SAU)
  3. Dr. Zainur Hidayah,S.Pi., M.M (Ketua Komisi A)
  4. Dr. Welli Yuliatmoko (Sekretaris Komisi C)
  5. Prof.Dr.Sugilar., M.Pd (Anggota Komisi B)
  6. 6. Yuni Tri Hewindati ( Anggota Komisi C)
  7. Dr. Etty Puji Lestari, S.E., M.Si ( Anggota Komisi D)