LATAR BELAKANG
Dengan dikeluarkannya PP Nomor 39 Tahun 2022 Universitas Terbuka (UT) ditetapkan sebagai perguruan tinggi negeri badan hukum yang mengelola bidang akademik dan nonakademik secara otonom. Salah satu organ yang menjalankan fungsi penetapan kebijakan, pemberian pertimbangan, dan pengawasan di bidang akademik adalah Senat Akademik Universitas.
Ada 21 Senat Akademik PTN-BH yang sudah terbentuk yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, IPB, Institut Teknologi Bandung, Universitas Sumatra Utara, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Semarang, Universitas Terbuka, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Syiah Kuala dan UT termasuk di dalamnya.
Untuk komunikasi dan koordinasi Senat Akademik 21 PTN-BH terbentuk sebuah organisasi yang bernama Majelis Senat Akademik PTN-BH. Dalam rangka meningkatkan kualitas akademik dan rekognisi internasional, salah satu kegiatan yang dilakukan bersama Senat Akademik 21 PTN-BH adalah menghadiri Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik (MSA) PTN-BH dengan Tema “Memperkuat Pendidikan Tinggi yang Berkarakter di Era Masyarakat Informasi 4.0”.
Berdasarkan Surat Tugas Nomor Nomor: B/290/UN31.SRUH/RT.01.00/2023, UT mengirimkan 7 anggota Senat Akademik Universitas yang terdiri dari Ketua SAU, Sekretaris SAU, 1 Ketua Komisi,1 Sekretaris Komisi dan 3 anggota Komisi.
Pendidikan tinggi dunia terdisrupsi oleh perkembangan teknologi yang gigantis. Transformasi digital ditandai oleh perkembangan Artificial Intelligent (AI), Internet of Things (IOT), Robotics, Blockchain, dan Big Data yang sangat cepat dan dinamis. Perkembangan dan pertumbuhan teknologi informasi telah menandai lahirnya Masyarakat 4.0 atau disebut sebagai masyarakat informasi. Masyarakat informasi ditandai oleh serangkaian ciri dimana informasi bergerak sangat cepat dan sekaligus menjadi bagian paling esensial dalam perkembangan masyarakat.
Dunia perguruan tinggi perlu merespon secara cepat dan tepat perkembangan di luar dirinya tersebut. Secara strategis dan cerdas Perguruan Tinggi diharapkan bersiap dan memiliki solusi atas permasalahan dampak yang dikhawatirkan oleh banyak pihak merugikan dunia perguruan tinggi. Penegakan pendidikan berkarakter terus digaungkan seiring dengan banyaknya kasus pelanggaran etis ataupun akademik akibat pemanfaatan artificial intelligence yang semakin mendominasi.
Masyarakat informasi Indonesia ditandai oleh karakter masyarakat yang sangat beragam tingkat literasi teknologinya. Infostate development level Indonesia saat ini berada pada level moderate artinya harus mengalami secara bersama-sama karakter masyarakat berburu dan meramu, agraris, hingga ciri masyarakat industri dan masyarakat informasi. Kondisi ini tak jauh berbeda dengan Vietnam dan Philipina. Artinya masyarakat Indonesia memiliki karakter keragaman yang sangat tinggi yaitu memiliki suasana yang sangat khas saat memasuki masyarakat informasi 4.0, dengan suasana yang pada saat yang sama masih diwarnai kondisi masyarakat berburu meramu (1.0); masyarakat agraris (2.0); dan masyarakat industri (3.0) secara bersamaan. Karakter ini disinyalir sebagai penyebab tingginya kebutuhan untuk penguatan literasi digital yang sangat dibutuhkan untuk mengimbanginya.
Dalam pelaksanaan praktek perguruan tinggi, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat mewarnai penyelenggaraan pendidikan tinggi diantaranya pada aspek pembelajaran, aspek manajemen perguruan tinggi hingga bagaimana budaya organisasi yang dapat mendukung optimalisasi teknologi komunikasi dalam segala bisnis proses yang melingkupinya. Secara lebih detil sebagai berikut:
Menghadapi revolusi industri 4.0 dan perkembangan pembelajaran pada abad ke-21, kebutuhan akan suatu konsep dengan mekanisme pembelajaran/belajar mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning adalah bukti dari proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi dan sistemnya. E-learning dapat memberikan proses belajar mengajar yang lebih interaktif, informasi-informasi yang disampaikan juga dapat disajikan secara up-to-date dan real-time. Begitu pula dengan bentuk komunikasinya, meskipun tidak dapat secara langsung tatap muka tetapi forum diskusi dapat dilakukan secara online sehingga pembelajaran tidak terbatas oleh waktu dan tempat
Dalam lingkungan teknologi yang masif, dunia pendidikan tinggi juga diberikan banyak kemudahan dalam banyak aspek. Berbagai kemudahan dan fasilitasi teknologi telah dirasakan oleh dunia Pendidikan. Banyak program yang secara nyata telah mengejutkan banyak pihak dengan kekuatan dan fasilitasi yang dimilikinya. Sebut saja Chat GPT, Chat Bot, Quilbot, dan 3 banyak lagi software yang sangat memfasilitasi kebutuhan pendidikan tinggi. Artificial Intelligence (AI) telah menunjukkan potensi besar dalam bidang pendidikan. Penerapan AI dalam pendidikan dapat membantu guru untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan membantu siswa untuk belajar dengan lebih efektif dan efisien. AI dapat digunakan untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar mahasiswa, memberikan bimbingan belajar yang ter-personalisasi, melakukan penilaian otomatis, membuat game-based learning, menganalisis data, dan menunjang pembelajaran jarak jauh.
Namun, perkembangan AI juga banyak didiskusikan membawa banyak dampak negatif, seperti kehilangan pekerjaan, kurangnya interaksi sosial, kurangnya keterampilan sosial, dependensi terhadap teknologi, masalah privasi dan keamanan data, dan masalah etika dan sosial. Oleh karena itu, perkembangan AI harus dilakukan dengan bijak dan waspada agar dapat menghasilkan manfaat yang maksimal bagi kemajuan teknologi dan kemajuan pendidikan.
Tantangan yang ingin dijawab dalam lingkungan teknologi dan sekaligus yang adalah sebuah harapan untuk humanizing technology – memanusiakan teknologi. Terkait upaya ini Jepang menawarkan konsep society 5.0 sebuah masyarakat modern yang menempatkan manusia sebagai pusat dari perkembangan teknologi yang luar biasa. Demikianlah, dalam konteks situasi terbaru inilah sangat penting untuk mendorong pengembangan kebijakan-kebijakan dunia pendidikan yang dapat menjawab berbagai permasalahan tersebut. Khususnya untuk mendorong lahirnya pendidikan tinggi yang berkarakter di tengah era masyarakat informasi yang dikhawatirkan dapat mengganggu esensi pendidikan. Demikian pula dunia pendidikan adalah domain yang paling tepat untuk dapat melatih ketrampilan sosial dan menumbuhkan kepekaan sosial yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sosial. Isolasi akibat ketergantungan pada teknologi diharapkan dapat diatasi dengan pengembangan program pendidikan tinggi yang tepat sehingga kehadiran teknologi ini tidak justru melahirkan permasalahan-permasalahan namun justru membuat kualitas pendidikan tinggi semakin berkualitas.
Beberapa pertanyaan yang mengemuka adalah: Apa saja isu yang paling akhir dan harus dicermati dari masyarakat digital 4.0 Indonesia?. Bagaimana dunia perguruan tinggi Indonesia seharusnya merespon perkembangan paling akhir dari lingkungan masyarakat digital yang transformative tersebut? Kebijakan-kebijakan apa yang perlu disiapkan dan dirumuskan sehingga dunia perguruan tinggi tidak ketinggalan dalam dinamika tersebut? Kebijakan-kebijakan apa yang harus segera disiapkan untuk khususnya untuk menjamin pendidikan berkarakter tetap terselenggara dalam dinamika teknologi yang tak terbendung ini?.
TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut.
PEMBICARA
Peserta
Peserta dari kegiatan ini adalah perwakilan 21 PTN-BH se-Indonesia, masing-masing PTN-BH diwakili oleh:
Jumlah delegasi masing-masing PTN-BH paling banyak 7 (tujuh) orang.
KEGIATAN
Dilaksanakan di Gedung Academic Activitiy Centre (AAC) Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala Jl, T. Nyak Arief, Kampus Darussalam, Banda Aceh.
Materi yang disajikan dalam Rapat Paripurna MSA PTN-BH adalah:
1.Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia berkarakter di era masyarakat Informasi 4.0 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A.
2.Best Practices USK: Upaya USK dalam menguatkan pendidikan berkarakter di era masyarakat Informasi 4.0 disajikan oleh Rektor Universitas Syiah Kuala(USK) Prof. Dr. Ir. Marwan.
3.Posisi Indonesia dalam Penyiapan SDM berbasis Teknologi yang berkarakter disajikan oleh Dr.-Ing. H. Ilham Akbar Habibie, Dipl. Ing., M.B.A.
Pada sesi selanjutnya dilaksanakan Rapat Komisi MSA PTN-BH yang dibagi dibagi dalam
Komitmen MSA PTN-BH saat ini adalah: Indonesia Matters: PTN-BH Indonesia Mewarnai Pendidikan Global. Melakukan pengenalan MSA PTN-BH dan upaya mendapatkan masukan untuk penguatan PTN-BH dalam membangun Reputasi Negara Berskala Global, audiensi MSA PTN-BH dengan Menteri Sekretaris Negara.
Ekosistem yang baik dalam pencapaian visi besar PT Indonesia yang semakin bereputasi yaitu:
Komisi – 1: Akademik dan Sarana
Tujuan Pendidikan Berkarakter di era digital:
Dasar pembentukan karakter:
Pengembangan Karakter perlu dilakukan secara Ssmultan melalui:
Kesimpulan Diskusi Komisi 1 adalah:
Disajikan oleh Prof. Dr. drg. ReginaTiti Christinawati Tandelilin, M.Sc
Komisi – 2: Riset, Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi
Terkait isu poin 1 adalah:
Kebijakan terkait kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dalam penguatan karakter bidang riset dan pengabdian masyarakat.
Terkait Isu Poin 2:
Kebijakan terkait dinamika riset dan pengabdian masyarakat yang inovatif pada era masyarakat informasi 4.0
Note: pada 2030, 38% pekerjaan di AS, 30% di Inggris, 35% di Jerman, dan 21% di Jepang akan digantikan oleh robot/otomasi (Sumber: Price water house Coopers, 2017).
Disajikan oleh Prof. Ir. Tarcicius Yoyok Wahyu Subroto,M.Eng., Ph.D.,IPU. Dr.Eng.
Komisi – 3: Sumber Daya Manusia dan Kerjasama
Pengembangan Karakter dan Inovatif serta kolaborasi meliputi:
Inovasi Sistem Pendidikan:
Human Resources innovation
Kebijakan kolaborasi
Disajikan oleh Prof. Dr. Eng. Deendarlianto, S.T., M.Eng.
PESERTA DARI SAU UNIVERSITAS TERBUKA